Jumat, 13 Februari 2015

Service & TUNE UP Engine EFI

Service & Tuneup

Tune Up Gasoline Engine

Engine adalah salah satu bagian penting dari kendaraan, yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen yang kompleks dan saling terhubung. Sehingga engine memerlukan perawatan yang rutin agar kerja komponen dalam engine dapat bekerja dengan baik. Kendaraan yang dioperasikan dalam jangka waktu tertentu akan mengalami perubahan pada komponen fungsional termasuk perubahan kualitas pelumas. Sehingga membutuhkan pemeliharaan untuk mengembalikan kondisi kerja engine atau yang disebut dengan Tune Up.

Pemakaian kendaraan dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan komponen kendaraan yang bergerak yang mempunyai clearance akan selalu mengalami perubahan, sehingga akan mengurangi kelancaran siklus kerja engine. Akibatnya tenaga kurang, suara komponen engine yang bergerak menjadi berisik, dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan kerusakan pada beberapa komponen engine dikarenakan ada perubahan setting komponen. Engine merupakan sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Sehingga permasalahan gangguan kendaraan jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kerusakan yang sifatnya kompleks. Tanpa perawatan dan pengawasan yang rutin pada kendaraan berdampak perbaikan yang kompleks juga. Tidak menuntut kemungkinan membutuhkan beaya yang cukup banyak dan masa pakai kendaraan yang pendek.

Setiap pabrikan kendaraan bermotor biasanya sudah menentukan perawatan rutin atau berkala untuk engine. Tune-up yang dimaksud adalah servis berkala sesuai rekomendasi produsen. Sebagai contoh mulai dari perawatan berkala untuk 1000 km sampai 120.000 km. Akan tetapi perawatan tersebut hanya untuk kendaraan yang tergolong baru. Dan akan berbeda jika perawatan untuk kendaraan yang tergolong lama.

Sesuai dengan perkembangan teknologi yang terjadi, dilihat dari sistem kerjanya terdapat dua jenis tipe gasoline engine (mesin bensin), yaitu engine konvensional dan engine EFI (Electronic Fuel Injecton). Kedua jenis engine tersebut mempunyai sistem kerja yang berbeda, sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam proses pemeliharaan. Berikut akan dipaparkan perbedaan pemeliharaan pada kedua jenis engine tersebut.

Tune Up Engine Konvensional


Pada umumnya pekerjaan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan, diagnosis, pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk menjaga performa mesin  atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi standar. Salah satu pekerjaan tune up adalah untuk engine konvensional. Jenis engine ini merupakan sistem kerja komponen-komponen masih menggunakan proses manual/analog/mekanik belum menggunakan kontrol pengendali elektronik. Sistem pada engine konvensional, sistem kerjanya relatif sederhana dibandingkan dengan engine EFI. Pekerjaan Tune Up untuk jenis engine konvensional meliputi beberapa hal sebagai berikut: pemeriksaan dwell angle, timming ignition, penyetelan putaran idle, celah katup, celah platina, filter udara, filter bahan bakar, busi dan kabel busi, pelumas/oli, air pendingin, air dan tegangan accu/baterai, kemudian dilanjutkan dengan finally check. Jika dalam pengecekan ditemukan kondisi abnormal dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut.

 Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)


Engine EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan jenis engine yang sudah dilengkapi dengan sistem kontrol elektronik, sehingga membutuhkan pemeliharaan khusus dengan menggunakan alat yang disebut engine scanner. Engine scanner merupakan alat bantu untuk memeriksa/memonitor secara simultan proses kerja dari sensor,ECU dan actuator. Berikut ini akan dipaparkan pekerjaan yang dilakukan untuk Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection): Scanning systems (read and erase error code, actuation test, reset adaptation, adjusting co, recording data stream, graphic dat), pemeriksaan Filter Udara, pemeriksaan busi (spark plug), pemeriksaan kuantitas dan kualitas pelumas, pemeriksaan saringan bahan bakar, pemeriksaan kuantitas air pendingin, pemeriksaan accu/baterai, test drive.

PERAWATAN MESIN EFI KM 20.000
            3.1.1    Langkah awal
Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk tune up dan cek peralatan tersebut, alt yang di gunakan diantaranya sebagai berikut :
1.      Kunci 10 dan Kunci 14
2.      Kunci busy, hmplas dan sikat kawat
3.      Feeler gauge
4.      Obeng ketok dan lap bersih
5.      Carburraator Cleaner (CC)
6.      Multimetrer
7.      Kompresor (angin)
8.      Engine Analizer

3.1.2    Cara Tune Up Engine EFI XENIA pada KM 20.000
   Adapun komponen-komponen yang di tune up dalam mesin EFI (Electronic fuel injection) yaitu sebagai berikut :
1.                   Air Cleaner(AC) atau air box
Bersihkan AC menggunakan kompresor (angin) agar AC tetap dalam keadaan bersih, sehingga udara yang masuk kedalam ruang pembakaran bersama bahan bakar tetap bersih.

2.                   Koil dan Kabel Tegangan
Biasanya didalam mesi EFI (Electronic Fuel Injection) koil dan kabel tegangan sudah dirangkai menjadi satu komponen. Jadi pemeriksaan koil dan kabel tegangan di cek secara bersamaan menggunakan multimeter, hal ini dilakukan agar mengetahui koil masih efisien atau tidak.
Cara pemriksaannya, hubungan multi meter dengan koil dan kabel tegangannya, ketika multimeter di hubungkan pada koil dan kabel tegangan maka jarum pada multimeter akan menunjukan angka 50, 50 tersebut menyatakan 50 ampere. Hal tersebut menujukan bahwa koildan kabel tegangan masih efisien, namun jika jarum pada multimeter menunjukan kurang atau lebih dari 50, maka koil dan kabel tegangan menujukan tidak efisien.
                                                                                         
3.                  Busi
Biasanya pada busi tidak hanya di bersihkan tetapi juga bisa di ganti dengan yang baru tergantung kepada keadaan busi masih bagus atau tidak. Namun biasanya penggantain busi sering dilakukan pada KM 20.000.  jadi jika keaadaan busi masih bagus bersihkan busi menggunakan hamplas atau sikat kawat. Dan stel celah busi menggunakan feeler gauge untuk mendapatkan keakuratan.
Cara menunjukan busi bagus atau tidak, hal tersebut dapat diliat dengan kasat mata jika, yaitu jika elektroda masanya sudah menipis.

4.                  Trottole Body dan Idle Speed Control (ISC)
Bersihkan trottole body dan ISC menggunakan Carburrator Cleaner dan bersihkan pembersih yang nmenempel pada Trottole body dan ISC menggunakan lap yang bersih. Hal ini bertujuan agar ktika bahan bakar dan udara menyatu tidak ada debu yan terbawa kedalam ruang pembakaran. Dan agar tidak melenceng dalam mengatur rpm karena Isc berfungsi untuk mengatur rpm.
5.                  Fuel Filter (FF)
Bersihkan FF dengan menyemprot lubang masuk atau keluar bahan bakar dari FF menggunakan kompresor (angin). Hal ini dilakukan agar FF berfungsi dengan baik, sehingga tidak ada penyumbatan dalam FF atau pun terbawa nya debu keruang pembakran.

6.                  Oli (pelumas)
Ganti oli yang sudah lama dengan yang baru agar tidak terjadi ke ausan pada mesin, sehingga langkah kompresi tetap stabil.
Agar mesin tetap nyaman dan tidak cepat aus maka penggantian oli ini harus dilkukan secara berkala. Sehingga kstbilan dan suhu pada ruang pembakaran tetap terjaga.

7.                  Uji Emisi
Terakhir lakukan Uji Emisi, untuk melakukan Uji Emisi gunkan alat Egine Analizer.
Hal ini dilakukan auntuk mengetahui proses pembakaran pada mesin, apakah sudah efisien atau tidak, CO (karbonmonoksida)ideal berkisar di bawah 1 persen.
Jika alat tersebut menunjukan dibawah 1 persen maka CO pada proses pembakaran masih efisien, namun jika alat tersebut menujukan hasil di atas 1 persen maka proses  pembakaran tersebut sudah tidak efisien, biasanya harus dilakukan service pada sistem bahan bakar.

3.1.3    Langkah Akhir
Setelah selesai melaksanakan tune up, agar tercipta kesejahteraan, keselamatan, dan keamanan kerja baik untuk mekanik ataupun peralatan. Maka langkah terakhir yaitu bereskan (rapihkan) dan simpan kembali alat-alat yang sudah di gunakan ketempat penympanan.
 
Tune-up Mesin Efi / Perawatan Mobil Efi Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh: Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina) Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air Melepas aki dengan cara yang tidak benar, melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan (lihat tips mengenai cara-cara yang benar untuk melakukan hal ini). Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini: Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar "Check Engine" pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala, segeralah hubungi mekanik anda Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan sulfur teramat tinggi Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara berkala Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000km atau lebih sering. Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu dalam kondisi prima Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI) Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang aman, misalnya Interject Service Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood,Avital, dll.Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer.Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU. Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
 atas perhatianya saya ucapkan Terimakasih..
wassallam wr.wb
Tune-up Mesin Efi / Perawatan Mobil Efi Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh: Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina) Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air Melepas aki dengan cara yang tidak benar, melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan (lihat tips mengenai cara-cara yang benar untuk melakukan hal ini). Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini: Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar "Check Engine" pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala, segeralah hubungi mekanik anda Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan sulfur teramat tinggi Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara berkala Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000km atau lebih sering. Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu dalam kondisi prima Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI) Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang aman, misalnya Interject Service Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood,Avital, dll.Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer.Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU. Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Tune-up Mesin Efi / Perawatan Mobil Efi Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh: Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina) Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air Melepas aki dengan cara yang tidak benar, melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan (lihat tips mengenai cara-cara yang benar untuk melakukan hal ini). Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini: Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar "Check Engine" pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala, segeralah hubungi mekanik anda Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan sulfur teramat tinggi Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara berkala Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000km atau lebih sering. Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu dalam kondisi prima Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI) Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang aman, misalnya Interject Service Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood,Avital, dll.Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer.Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU. Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin

Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar